Personality

Sunday, November 23, 2008

Brought to you by
TWILIGHT



Twilight meruapakan kisah romantis modern antara seorang gadis dan vampire
Bella Swan (Kristen Stewart) berbeda dengan gadis lainnya, tidak pernah bergaul dengan teman sekolahnya di SMA Phoenix. Saat ibunya menikah lagi dan mengirim Bella untuk tinggal bersama Ayahnya di kota kecil Forks, Washington, ia tidak berharap banyak perubahan dalam dirinya. Ketika ia bertemu dengan Edward Cullen (Robert Pattison) yang misterius dan tampan, Edward bukanlah pria yangbiasa ia temui. Edward adalah vampire namun ia tidak memiliki taring dan ia beserta keluarganya memilih untuk tidak mengisap darah manusia
Mereka berdua menjadi sepasang kekasih. Bagi Edward – Bella adalah gadia yang ia tunggu selama 90 tahun – sebagai belahan jiwanya. Namun semakin dekat hubungan mereka – semakin berat usaha Edward untuk mengontrol dirinya. Apa yang akan dilakukan oleh Edward dan Bella saat sekelompok vampir baru lainnya - James (Cam Gigandet), Laurent (Edi Gathegi) dan Victoria (Rachelle Lafevre) – hadir dan mengancam hidup mereka?

Jenis Film :
Action/drama
Produser :
Mark Morgan, Greg Mooradian, Wyck Gofrey
Produksi :
Summit Entertainment
Homepage :
http://www.twilightthemovie.com/
Durasi :
120 Min


Cast & Crew
Pemain :
Kristen Stewart
Robert Pattinson
Billy Burke
Peter Facinelli
Elizabeth Reaser

Liat Behind The Scene-nya dulu ya :




liat yawww trailer nyaaaa :

Saturday, November 22, 2008

Monday, November 17, 2008

FISIKA DAN INDUSTRI

SANGAT BERPENGARUH

 

Sesuai perubahan zaman, manusia selalu mengembangkan pikirannya dengan ilmu dan teknologi. Berbagai ilmu sains teruji dengan kapasitas yang memadai dan tentunya berkualitas. Ilmu dan teknologi tersebut tersalurkan dalam segala bentuk industri yang bertujuan pada perkembangan ekonomi suatu instansi ataupun negara. 

Namun, jika kita perhatikan lebih dalam, sesungguhnya berdirinya sebuah industri dikarenakan oleh terciptanya suatu teori pada ilmu fisika. Dan kemudian ilmu fisika tersebut direduksi kembali bahkan dipraktekkan oleh sebuah perusahaan industri yang ke depannya akan maju dan berkembang.
 

Hal demikian telah teruji dengan berbagai perindustrian yang mengalami kemajuan, misalnya adalah penemuan
 liquid crystal (kristal cair) di Amerika telah dijadikan sebagai produk lap-top, smart winddow, disk optik, jam dan TV hemat energi. 

Kemudian penemuan berikutnya adalah
 Polimer. Berupa material dengan susunan molekulnya yang panjang, dapat dijadikan sebagai alat kedokteran (tulang buatan, kulit buatan), perusahaan sepatu sebesar Nike, serta kerangka mobil dalam industri mobil. 

Adapun ilmu bioteknologi, yaitu suatu ilmu fisika yang digunakan dalam ilmu pemetaan genom sebagai pengobatan genetika. Riset komputer melalui pemetaan genom, akan lebih cepat ratusan kali daripada sebuah komputer yang masih menggunakan PC.
 

Selain itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu fisika yang dapat mempengaruhi perkembangan industri di manapun, termasuk
Indonesia. Semakin banyaknya para pakar fisikawan di Indonesia, kemungkinan besar negara kita ini akan semakin berkembang pesat layaknya negara-negara besar lainnya. (Prof. Yohanes Surya, Ph.D/rmb) 

 

Aktivitas Seni, Rangsang Kreatifitas Anak

 


Sejak di play group atau taman bermain, anak umumnya sudah diperkenalkan pada kegiatan seni yang sederhana. Mulai dari mewarnai, menggambar atau membuat kolase atau tempel-tempelan. Tapi benarkah aktivitas seni merangsang daya kreatifitas anak? Apakah hanya kegiatan seni yang punya peran merangsang kreatifitas anak?

Alangkah bangganya Nadira pada perkembangan putrinya, Nalwa (4 tahun) yang kini sudah pandai mewarnai dengan rapi dan indah. Memang sejak usia 3 tahun, Nalwa sudah dimasukkan ke taman bermain yang kebetulan dekat rumah. Alasannya, agar Nalwa punya kegiatan dan tidak hanya ngendon di rumah yang tidak membuatnya kreatif.

Kini alasan itu terbukti. Jika Nalwa mewarnai fldak ada lagi wama yang keluar dari garisnya. Selain itu dia juga terlihat mahir memainkan padanan warna bahkan tebal tipis nya pun sudah dikuasainya. “Duhh… cantiknya gambar putri mama,” seru Nadira begitu Nalwa memperlihatkan gambar bunga dan kupu-kupu yang bare saja selesai diwamainya Sejak pandai mewarnai, dalam pandangan Nadira, banyak kemajuan yang telah di capai oleh Nalwa. Jika melihat kertas kosong inginnya selalu menggambar. Tak hanya itu, Nalwa jarkan untuk berpikir dan mengolah masalah dari sudut seni yang tidak kaku, terbuka terhadap berbagai masukan, sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang unik. “Seni mengajarkan anak pada keleluasaan cara berpikir, ide-ide kreatif hingga memandang sesuatu dari yang orisinal, bahkan kemampuan untuk mencari penyelesaian masalah atau problem solving,” urai Rosdiana.

Namun disayangkan Rosdiana, banyak orang yang hanya terpaku pada kegiatan seni saja untuk merangsang kreatifitas anak. Dukungan dari lingkungan, katanya, juga sangat berperan dalam membangun pondasi kreatifitas ini. “Kegiatan lain seperti olah raga, bela diri, dapat mengajarkan anak untuk mengendalikan emosi,” papar Rosdiana yang aktif di Klinik Mutiara Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Seri bela diri dapat mengolah emosi terutama bagi anak yang pemarah, tidak sabaran atau cengeng.

Seni bela diri seperti pencak silat atau taekwondo dan sejenisnya juga memiliki pengaruh besar dalam menyalurkan amarah dan rasa malu. Kedua seni ini sama-sama mengajarkan kebersamaan, kerja sama dan pengendalian diri.

Dengan dukungan dan rangsangan penuh dari lingkungan, maka kreatifitas anak akan muncul. Contohnya, jika anak memilih wama kuning atau coklat pada daun yang akan -diwamainya, jangan salahkan atau langsung menyuruhnya mengganti dengan warna hijau. Barangkali anak sedang berimajinasi bahwa tidak semua daun berwama hijau. Memaksanya untuk mengganti karena beranggapan bahwa wama daun harus hijau, sama artinya memasung kreatifitasnya. Pada akhirnya jika hal itu sering Anda lakukan, kreatifitas anak akan terhenti. “Malas ah, paling nanti mama akan menyalahkan.”

Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan seni. Manfaat tersebut tentunya akan berguna juga dalam kehidupan sehari-hari. Kesuksesan anak tidak hanya di ukur dari skor IQ yang tinggi saja. Kehidupan ini tidak di nilai oleh IQ tapi lebih pada kecerdasan seseorang dalam mengolah diri dan lingkungannya Oleh karena itu saran Rosdiana, amat menyedihkan jika anak yang cerdas tidak diberi sentuhan seni. Rosdiana mengakui berdasarkan penelitian, anak yang tumbuh tanpa dibarengi dengan kemampuan seni maka kehidupannya akan menjadi gersang. Anak menjadi kaku, ddak hanya dalam berinteraksi dengan lingkungan tapi juga dalam memandarig persoalannya. “Prosentase keberhasilan seseorang 77 hingga 80% ditentukan oleh Emosional Quation-baru selebihnya Intelegence Quation,” tegasnya. Jika penelitian berkata demikian akankah Anda berpikir sempit tentang ragam kreatifitas seni?

 


Ilmu pengetahuan memang menakjubkan. Mampu menyibak beragam misteri kehidupan. Mencari energi alternatif, mengobati penyakit, menjelajah antariksa, bahkan menciptakan mahluk hidup buatan. Semua keajaiban sains itu membuat kita terheran-heran.

Tapi tidak semua misteri kehidupan bisa dipecahkan. Masih banyak fenomena lain yang belum dapat terjawab oleh ilmu pengetahuan. Livescience.Con mencatat ada 10 fenomena yang hingga kini belum dapat dijelaskan secara ilmiah. Apa saja itu? Mari kita simak. Siapa tahu Anda mau menambahkannya.

1. Dengungan Taos Penduduk dan pengunjung kota kecil Taos di New Mexico selama bertahun-tahun diganggu oleh dengungan aneh. Suara berfrekuensi rendah tersebut mengumandang di sepanjang udara gurun pasir. Uniknya, hanya 2 persen dari penduduk setempat yang mendengar suara itu. Sebagian orang meyakini suara itu disebabkan oleh getaran yang tidak biasa. Hingga hari ini misteri dengungan aneh ini belum jua terpecahkan.

2. Bigfoot. Selama puluhan tahun dilaporkan temuan mahluk besar berambut, berkaki besar dan meninggalkan jejak di sepanjang daerah di Amerika. Bahkan ada saksi matanya juga. Lucunya, tidak ada temuan berupa potongan organ tubuh sama sekali. Hanya berupa rekaman foto dan film. Sama dengan monster Loch Ness, Bigfoot oleh mayoritas orang dianggap hanya mitos. Secara ilmiah belum terbuktikan keberadaannya.

3. Intuisi Sebagian orang menyebutnya “indra keenam”. Nyaris semua orang pernah berpengalaman menggunakan intuisinya baik sengaja maupun tidak. Misalnya saat kita merasa ada sesuatu yang salah, ternyata benar. Kajian psikologi menganalisanya sebagai kemampuan manusia mengenali suatu peristiwa dengan mengumpulkan informasi sekitar. Kita bisa tahu tentang sesuatu tanpa paham bagaimana caranya. Tapi belum ada jua penjelasan yang dapat diterima di dunia sains tentang ini.

4. Menghilang Secara Misterius Manusia bisa hilang karena banyak alasan. Melarikan diri, kecelakaan, terbunuh, dan masih dapat ditemukan. Namun ada beberapa kasus dimana orang menghilang secara misterius. Sebut saja sejumlah kru kapal Spanyol Marie Celeste, Jimmy Hoffa, Amelia Earthart dan Natalee Holloway. Nama-nama tersebut adalah orang yang menghilang tanpa jejak. Belum ada juga penjelasan ilmiah tentang misteri ini.

5. Hantu Dari karya Shakespeare, Machbet, sampai aneka acara televisi terkini, selalu menceritakaan adanya roh orang yangsudah meninggal. Di seantero dunia, perbagai negara, orang percaya adanya hantu. Pemburu hantu serta teknologi paling anyar mencoba menjelaskan secara ilmiah tentang mahluk tersebut. Sayang, masih belum ada penjelasan yang dapat diterima dengan pengetahuan manusia.

6. Déjà vu Berasal dari bahasa Perancis yang artinya “pernah terlihat”, déjà vu adalah peristiwa dimana kita merasa pernah mengalami kejadian yang sama di masa silam. Nyaris semua orang mengalaminya. Ada yang menganggap sebagai pengalaman di kehidupan sebelumnya. Para psikolog mencoba menjelaskannya secara naturalistik. Tapi kejadian ini tetaplah misteri.

7. UFOs Tak bisa disangkal bahwa begitu banyak orang bersaksi melaporkan keberadaan Unidentified Flying Objects (UFOs), Dari piring terbang hingga mahluk berkepala botak dengan mata memanjang. Para astronom percaya bahwa meteor berasal dari angkasa luar. Namun apakah ada mahluk hidup di luar sana? Sebuah pertanyaan yang belum dijawab oleh sains.

8. Pengalaman Nyaris Mati dan Hidup Sesudah Mati Di Indonesia dikenal istilah mati suri, mati sesaat lalu hidup kembali. Ternyata kejadian ini dialami oleh manusia di semua benua di dunia. Pengalaman ini rata-rata berkisah tentang sinar yang menyilaukan yang dijumpai saat menuju ke alam baka. Kaum skeptis menganggapnya hanya sebagai halunisasi. Orang yang relijius meyakini bahwa sinar itu adalah Tuhan. Penjelasan ilmiahnya? Belum ada.

9. Kekuatan Psikis Ini adalah kekuatan yang melebihi intuisi, dimana orang bisa meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Sebagaian mendapatkan dari mimpi atau mendadak mendapat pengelihatan tentang apa yang akan terjadi. Di Indonesia dikenal sebagai paranormal atau dukun atau peramal. Kekuatan ini juga belum dapat dianalisa secara sains.

10. Hubungan Tubuh dan Pikiran Ilmu kesehatan memang mempercayai bahwa pikiran kita sangat mempengaruhi kondisi fisik. Pada efek plasebo misalnya, mendemonstrasikan bagaimana suatu penyakit dapat berangsur membaik dengan cara si pasien memikirkan hal-hal positif. Atau penderitaan mental yang justru memperburuk kondisi kesehatan. Tapi sampai sekarang ilmuwan belum mampu menjelaskan detail ilmiah hubungan antara pikiran dan tubuh kita.

Apresiasi Seni: Intimate Distance (2)

"Intimate Distance: Menelusuri Jejak Wacana Feminisme dalam Seni Rupa Indonesia" demikian judul pembuka kata pengantar dari kurator pameran ini. Menurut sang kurator, "Intimate Distance" adalah catatan kaki dari buku "Indonesian Women Artists: The Curtain Opens". Buku ini ditulis oleh tiga penulis wanita; Wulan Dirgantoro yang juga kurator pameran ini berdiam di Australia, Carla Bianpoen (yang tulisannya mengenai seni dan budaya sering saya jumpai di harian ibu kota) berdiam di Jakarta, serta Farah Wardani ahli sejarah seni yang berdiam di Jogjakarta. Dari jarak kediaman mereka yang cukup berjauhan, mereka mengumpulkan catatan-catatan mengenai seniman wanita Indonesia. Suatu keakraban yang cukup berjarak. Tapi dengan kecanggihan dunia maya saat ini, jarak menjadi suatu hal yang sangat relatif.

Dari harian Kompas (Senin 6 Agustus 2007) Ninuk Mardiana Pambudy, jurnalis Kompas, menulis artikel "Membaca Perempuan Melalui Seni Rupa". Isi artikel ini banyak mengupas isi diskusi antara para perupa dan peserta diskusi pada pameran ini. Kata "Feminisme" rupanya banyak mendapat sorotan dalam diskusi ini. Tapi seperti yang diungkapkan pematung Dolorosa Sinaga kepada Kompas: "Untuk saya sebutan tidak penting, karena karya saya dari awal adalah membela yang termajinalkan dan itu adalah perempuan".     

Saya sendiri ingin mencoba mengapresiasi apa yang saya lihat dalam pameran ini. Saya tidak ingin ikut mencari tahu apakah seniman wanita Indonesia terekam dalam sejarah seni rupa, atau apakah karya mereka diakui setara dengan seniman lelaki oleh para kolektor benda seni. Saya justru tertarik sekali untuk menelusuri jejak wacana feminisme dari karya-karya yang ditampilkan. Menarik sekali bahwa semua karya ini adalah karya perupa perempuan. Artinya semua keindahan maupun kekerasan yang tampil adalah hasil adaptasi sang perupa perempuan terhadap permasalahan kaumnya, maupun bangsanya.

Memasuki pelataran Galeri Nasional Indonesia di belakang penerima tamu adalah karya Iriantine Karnaya, Gua Garba. Sebenarnya saya merasa karya ini akan sangat kuat mengirimkan pesannya bila diletakkan dengan latar belakang dekor hitam dan memakai bantuan permainan cahaya. Sherry Ortner seorang antropolog yang banyak mempelajari mengenai wanita, budaya dan masyarakatnya, mengatakan bahwa wanita sangat dekat dengan alam. Daya kreativitas wanita sudah terpenuhi secara alami melalui proses melahirkan. Secara alamiah wanita menciptakan dari keberadaan dirinya sendiri. Dalam konteks ini Gua Garba merupakan kata pembuka yang sangat tepat untuk menelusuri wacana feminisme dalam seni rupa Indonesia. Gua Garba merupakan bagian dari penciptaan tetapi seringkali mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan kodrat suci yang diembannya. Karya Iriantine Karnaya ini memiliki arti yang sangat mendalam, dan bisa menghasilkan berbagai macam tafsir sesuai dengan pengalaman dan pola pikir pengamat.

Menurut sang kurator dalam kata pengantar katalog, istilah feminisme memiliki stigma yang sangat kuat karena cenderung dikaitkan dengan liberalisme dan radikalisme. Karena itu wacanagender menjadi lebih populer daripada wacana feminisme. Istilah ini memang tidak hanya menjadi topik hangat untuk komunitas Asia yang masih sangat kuat pola kehidupan paternalistiknya, tapi juga menjadi wacana perbincangan di dunia akademik Barat seperti yang diungkapkan Henrietta L. Moore dalam bukunya "Feminisme dan Antropologi". Dalam buku ini didefinisikan secara sederhana arti feminisme yaitu kesadaran wanita akan penindasan  dan pemerasan dalam kerja, di rumah dan di masyarakat, serta dapat juga diartikan sebagai kesadaran tindakan politik yang dilakukan oleh wanita untuk mengubah situasi ini.

Dalam hal ini karya perupa Dolorosa Sinaga seperti menggambarkan pola feminisme yang sesuai dengan masyarakat kita. "General, have you read the book of Love?". Wanita sebagai sang penjaga kehidupan selama sembilan bulan sepuluh hari di awal kehidupan manusia bisa menjadi orang yang sangat penting dalam mengajarkan ilmu tentang Kasih. Sebagai ibu, sebagai istri, bahkan sebagai anak, wanita mampu berperan mengingatkan sang pemimpin. Sangat mungkin tidak terlihat di permukaan, sehingga tampak seakan-akan diam tak bertindak.  Mungkin inilah pola feminisme yang dipilih sebagian besar kaum wanita Indonesia, berjuang dalam diam. Ini juga yang mungkin ingin diungkapkan oleh Endang Lestari yang lahir di Banda Aceh dalam karyanya "Percakapan Dalam Senyap".

 

 

Terkadang wanita menjadi terlena duduk di ketinggian menerima sanjungan dan pujaan, melupakan carut marut kehidupan yang ada disekitarnya. Bisa jadi inilah yang ingin dikomunikasikan dalam wajah tenang Kartini yang memeluk trophynya  dalam karya Hening Purnawati berjudul "What happened Mom?"

Atau wanita menjadi keras dan berjuang setangguh lelaki seperti wanita muda modern yang berkebaya dan bercelana panjang mengacungkan jari layaknya menembak target dengan pistol karya lukis Astari Rasjid.

Bisa jadi wanita menjadi pasif dan hanya bisa mengeluh "Baju yang Kau Pintal Terlalu Berat Bagiku" seperti yang mungkin tergambarkan dalam karya Titarubi. Entah karena kaum lelaki, entah karena tuntutan masyarakat, tapi beban sebagai wanita terkadang memang cukup berat. Masyarakat merasa berhak ikut serta menentukan pilihan-pilihan seorang wanita, padahal kedewasaan seseorang terletak dari kemampuannya memilih dan kesiapannya menghadapi konsekuensi atas pilihannya.

Ada satu karya yang nama perupanya terluput dari catatan penulis. Karya ini tidak kalah menarik untuk ditampilkan dalam catatan kali ini karena di mata penulis menggambarkan kritik seorang perupa wanita terhadap pria yang menjadi  wakil masyarakat.

Ketelanjangan yang tampil dalam pameran ini tidak membawa sensasi sensual. Memang sesekali perlu juga melihat wanita dari kaca mata wanita sendiri. Bukan untuk memisahkan gender tapi mungkin kita memang perlu mangakui adanya pengaruh kedekatan dengan persoalan kodrati seperti tergambar dalam karya Laksmi Shitaresmi, serta mungkin karena memang bahasa ungkap wanita dan pria yang berbeda. Kan katanya Women are from Venus and Men are from Mars...